“Bagi honorer yang belum lulus pada 2013 lalu, kedepan masih ada
kesempatan untuk menjadi PNS, sebab kita akan terus memperjuangkan para honorer
yang masih tersisa saat ini. Namun pemerintah daerah harus mendatalang dan
memverifikasi secara jelas para honorer tersebut dan tidak boleh ada penambahan
lagi”
Demikian
apa yang disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Menpan RB), Ir Azwar Abubakar MM, meminta pemerintah daerah untuk
mendata ulang para honorer kategori dua (K2) yang belum lulus di
daerah secara jelas, karena mereka masih punya kesempatan untuk lulus.
Hal
itu dikatakan Menpan pada acara kunjungan kerjanya di pendopo bupati di Kuala
Meurisi, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya Jumat (7/3).
Sebagai
salah satu contoh, bila honorer itu guru, harus jelas ditulis di sekolah mana
dia bertugas, jurusan apa, pendididikan terakhir dan sejak tahun berapa yang
bersangkutan mulai diangkat menjadi honorer. Karena banyak data yang diterima
hanya disebutkan guru saja, tapi tempat tugasnya tidak tertulis secara jelas,
hal itu dimaksutkan untuk mempermudah pihaknya dalam memverivikasi ulang.
“Kita
berharap jumlah honorer yang telah diajukan oleh pemerintah daerah tidak
bertambah lagi pada tahun ini, dan sisa K2 yang belum lulus, tetap kita
perjuangkan, terutama bagi yang sudah tua-tua,” jelas Menpan.
Menpan
yang melakukan kunjungan kerja di Aceh Jaya, melakukan temu ramah dengan semua
pejabat yang dilaksanakan di pendopo bupati, beberapa saat setelah itu melakukan
Shalat Jumat bersama di Masjid Agung Jabal Rahmah, Calang dan dilanjutkan makan
bersama.
Kuliah
umum di UTU
Sementara
Sabtu, hari ini, Menpan Azwar Abubakar dijadwalkan memberikan kuliah umum di
Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat. “Kuliah umum dipadukan
dengan kuliah perdana semester genap tahun ini,” kata Rektor UTU, Alfian
Ibrahim kepada Serambi, Jumat (7/3).
Menurutnya,
peserta kuliah umum nantinya terbuka dari berbagai kalangan dan kegiatan
dimulai pukul 08.30 WIB di ruang aula kampus UTU. Diharapkan materi yang
disampaikan oleh menteri dapat menjadi ilmu untuk mahasiswa UTU.
Sumber:
Serambi Indonesia