Untuk mengetahui lebih jauh tentang perusahaan dan pesawat R80 itu, Deddy Sinaga, Suhendra, Hidayat Setiaji, dan Kustiah dari DetikFinance mewawancarai Habibie di kediamannya, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa lalu.
Di awal wawancara Habibie sempat memberikan 'kuliah' gratis tentang teori fisika di balik teknologi pesawat terbang.
Menjelang akhir, dia mengajak kami
menikmati kue tradisional misro, yang terbuat dari singkong dan gula
merah. Sambil bicara, dua misro dilahapnya. “Semestinya saya tak boleh
makan ini,” katanya, terkekeh.
Begitulah cara Habibie mencairkan
suasana sehingga tak terasa wawancara di ruangan besar, yang sebagiannya
berupa perpustakaan itu, berlangsung sampai lebih dari dua jam. Berikut
petikan wawancara bagian pertama (1):
Kabarnya, ide untuk membuat pesawat terbang nasional itu bukan dari Anda?
Memang bukan saya, itu rakyat yang mau. Indonesia itu benua maritim. Kalau di Eropa, Australia, Amerika, kita masih bisa naik kereta api atau bus. Di Indonesia bagaimana? Satu-satunya ya kapal terbang. Ini bukan fantasinya Habibie. Ini menjawab to be or not to be. Bagaimana mau membangun tanpa adanya prasarana ekonomi? Yang penting dalam prasarana ekonomi adalah gerakan manusia, gerakan barang-barang, dan gerakan informasi. Di Indonesia, satu-satunya adalah kapal terbang, dik! Ini bukan idenya Habibie, itu bukan idenya Bung Karno. Itu keyakinan bahwa pendiri bangsa mengetahui betapa pentingnya perhubungan.
Kalau manusia mendirikan perusahaan itu seperti bayi lahir. Perusahaan dibesarkan. Saya mulai industri strategis untuk melawan kemiskinan dan ketidakadilan. Berarti harus menyediakan lapangan kerja, mendidik orang-orang. Saya mulai dengan 20 orang. Waktu kapalnya terbang, industri dirgantara ada 16 ribu orang, industri strategis 48 ribu orang, turn over US$ 10 billion.
Kabarnya, ide untuk membuat pesawat terbang nasional itu bukan dari Anda?
Memang bukan saya, itu rakyat yang mau. Indonesia itu benua maritim. Kalau di Eropa, Australia, Amerika, kita masih bisa naik kereta api atau bus. Di Indonesia bagaimana? Satu-satunya ya kapal terbang. Ini bukan fantasinya Habibie. Ini menjawab to be or not to be. Bagaimana mau membangun tanpa adanya prasarana ekonomi? Yang penting dalam prasarana ekonomi adalah gerakan manusia, gerakan barang-barang, dan gerakan informasi. Di Indonesia, satu-satunya adalah kapal terbang, dik! Ini bukan idenya Habibie, itu bukan idenya Bung Karno. Itu keyakinan bahwa pendiri bangsa mengetahui betapa pentingnya perhubungan.
Kalau manusia mendirikan perusahaan itu seperti bayi lahir. Perusahaan dibesarkan. Saya mulai industri strategis untuk melawan kemiskinan dan ketidakadilan. Berarti harus menyediakan lapangan kerja, mendidik orang-orang. Saya mulai dengan 20 orang. Waktu kapalnya terbang, industri dirgantara ada 16 ribu orang, industri strategis 48 ribu orang, turn over US$ 10 billion.
Tapi hei, dalam rangka reformasi dihancurin, dibubarin.
Saya mau berontak, tapi saya mikir kalau saya berontak bisa perang.
Saya mengalah untuk menang. Kalau ada yang mengatakan IMF yang buat
begitu, siapa bilang? Periksa saja, siapa yang membubarkan industri
strategis. Bukan IMF.
Jadi sekarang posisinya dari bayi lagi?
Dik, orang-orang yang saya bimbing dengan kasih sayang dikirim ke luar. Belajar. N250 sudah terbang, N2130 baru mau terbang. N250 sudah ETA certified, 80 persen. Tahun 2000 masuk market, assembly line di Alabama sudah ada, dan di Stuttgart untuk Eropa. N2130 seharusnya 2003. Akhirnya apa? Anak-anak yang saya didik tidak boleh kerja di dalam negeri. Dibubarkan. Ke mana mereka? Boeing, Airbus, Brasil, Turki, semua.
Coba, baru saya mau mulai ada orang dari Departemen BUMN bilang “Apa itu Pak Habibie? Jual 10 pesawat aja susah mau buat pesawat terbang sendiri? Enggak sampai itu (Habibie menunjuk otaknya).
Bagaimana dengan R80 Anda?
R80 adalah seperti N250 cuma 80 seater. Tentunya engine lebih modern, lebih kuat, lebih murah. Karena pakai propeller jadi lebih efisien, rasio bypass-nya 1:40. Saya mau terbang dari Jakarta ke Surabaya dengan 80 seater biasanya orang butuh 1,5 jam saya butuh 2 jam. Tapi harganya setengah. Makin tinggi harga BBM, makin unggul saya. Anda di pesawat, sudah takeoff, buka laptop boleh-boleh saja. No problem.
Jadi ini untuk memenuhi permintaan pasar?
Jelas dong. Sekarang pesawat terbang ini yang mau dibeli Sriwijaya, NAM Air. Saya on schedule. Jadi ya, dik, market-nya ada. Kalau di Amerika itu tiga kali penduduk berarti tiap penduduk rata-rata tiga kali terbang naik pesawat. Jadi dia 900 juta orang per tahun. Kita baru 71 juta, dan akan meningkat terus. Di Amerika ada substitusinya kereta api, kita enggak ada. Nah, berarti kalau andaikata dua kali (populasi) saja sudah 500 juta penumpang. Masa untuk itu semua kita belanja (impor)? Dari mana duitnya?
Jadi sekarang posisinya dari bayi lagi?
Dik, orang-orang yang saya bimbing dengan kasih sayang dikirim ke luar. Belajar. N250 sudah terbang, N2130 baru mau terbang. N250 sudah ETA certified, 80 persen. Tahun 2000 masuk market, assembly line di Alabama sudah ada, dan di Stuttgart untuk Eropa. N2130 seharusnya 2003. Akhirnya apa? Anak-anak yang saya didik tidak boleh kerja di dalam negeri. Dibubarkan. Ke mana mereka? Boeing, Airbus, Brasil, Turki, semua.
Coba, baru saya mau mulai ada orang dari Departemen BUMN bilang “Apa itu Pak Habibie? Jual 10 pesawat aja susah mau buat pesawat terbang sendiri? Enggak sampai itu (Habibie menunjuk otaknya).
Bagaimana dengan R80 Anda?
R80 adalah seperti N250 cuma 80 seater. Tentunya engine lebih modern, lebih kuat, lebih murah. Karena pakai propeller jadi lebih efisien, rasio bypass-nya 1:40. Saya mau terbang dari Jakarta ke Surabaya dengan 80 seater biasanya orang butuh 1,5 jam saya butuh 2 jam. Tapi harganya setengah. Makin tinggi harga BBM, makin unggul saya. Anda di pesawat, sudah takeoff, buka laptop boleh-boleh saja. No problem.
Jadi ini untuk memenuhi permintaan pasar?
Jelas dong. Sekarang pesawat terbang ini yang mau dibeli Sriwijaya, NAM Air. Saya on schedule. Jadi ya, dik, market-nya ada. Kalau di Amerika itu tiga kali penduduk berarti tiap penduduk rata-rata tiga kali terbang naik pesawat. Jadi dia 900 juta orang per tahun. Kita baru 71 juta, dan akan meningkat terus. Di Amerika ada substitusinya kereta api, kita enggak ada. Nah, berarti kalau andaikata dua kali (populasi) saja sudah 500 juta penumpang. Masa untuk itu semua kita belanja (impor)? Dari mana duitnya?
Jadi, secara ekonomi industri penerbangan ini sangat menguntungkan?
Jelas dong. Kita hidupkan orang lain. Kita jadikan orang lain lebih pintar.
Sebenarnya kalau Indonesia mau mengembangkan industri penerbangan sendiri, apakah secara keuangan kita sanggup?
Tanpa saya masuk ke bursa saya bisa mendirikan perusahaan yang maksimal dimiliki 20 orang atau institusi yang punya duit menjadi pemegang saham. Saya buktikan bisa karena saya yang memimpin sendiri. Pengalaman tidak bisa dipelajari. Pengalaman harus dilalui. Sekarang, kalau saya jual dan saya butuh 600. Katakanlah saya jual ke 20 institusi, saya butuh dari setiap satuan 30 juta. Saya butuh 6 tahun. Mereka boleh cicil 6 tahun. Dik, kalau saya jual sekarang dan kapalnya terbang, saham harganya naik 3 kali lipat karena saya punya market. Kemudian kita kembangkan aftersales service. Jepang saja enggak punya. Saya punya ini semua. Bung, kita 250 juta orang, hanya butuh 1 juta yang sama kualitasnya seperti Jerman, it’s enough. I’ll win the battle karena saya sudah tahu caranya.
Apakah R80 akan lebih bagus dari pesawat lain yang Anda rancang?
Jelas dong. Saya rencanakan masa lebih jelek? N250 sampai hari ini satu-satunya pesawat terbang yang punya teknologi fly by wire. Kenapa Pak Habibie bisa membuat fly by wire? Karena fly by wire pertama adalah Airbus A300 dan saya ikut di dalamnya. Saya tahu caranya. Yang pakai propeller yang pertama adalah N250, sampai hari ini. Kamu lihat kan bagaimana dia landing? Stabil.
Jelas dong. Kita hidupkan orang lain. Kita jadikan orang lain lebih pintar.
Sebenarnya kalau Indonesia mau mengembangkan industri penerbangan sendiri, apakah secara keuangan kita sanggup?
Tanpa saya masuk ke bursa saya bisa mendirikan perusahaan yang maksimal dimiliki 20 orang atau institusi yang punya duit menjadi pemegang saham. Saya buktikan bisa karena saya yang memimpin sendiri. Pengalaman tidak bisa dipelajari. Pengalaman harus dilalui. Sekarang, kalau saya jual dan saya butuh 600. Katakanlah saya jual ke 20 institusi, saya butuh dari setiap satuan 30 juta. Saya butuh 6 tahun. Mereka boleh cicil 6 tahun. Dik, kalau saya jual sekarang dan kapalnya terbang, saham harganya naik 3 kali lipat karena saya punya market. Kemudian kita kembangkan aftersales service. Jepang saja enggak punya. Saya punya ini semua. Bung, kita 250 juta orang, hanya butuh 1 juta yang sama kualitasnya seperti Jerman, it’s enough. I’ll win the battle karena saya sudah tahu caranya.
Apakah R80 akan lebih bagus dari pesawat lain yang Anda rancang?
Jelas dong. Saya rencanakan masa lebih jelek? N250 sampai hari ini satu-satunya pesawat terbang yang punya teknologi fly by wire. Kenapa Pak Habibie bisa membuat fly by wire? Karena fly by wire pertama adalah Airbus A300 dan saya ikut di dalamnya. Saya tahu caranya. Yang pakai propeller yang pertama adalah N250, sampai hari ini. Kamu lihat kan bagaimana dia landing? Stabil.
Sumber : Detik.com