Pada penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2014-2015 mendatang, data siswa peserta UN akan diambil dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, selaku otoritas yang berwenang mengeluarkan nama
peserta UN, akan memanfaatkan Dapodik bekerja sama dengan Pusat Data dan
Statistik Pendidikan. Dengan demikian, Puspendik tidak lagi melakukan penjaringan data peserta UN dari daerah.
“Dengan menggunakan database
Dapodik untuk penyelenggaraan UN, tidak perlu dilakukan penjaringan
data karena tinggal verifikasi,” kata Supriyatno, M.A., Kepala Sub
Bagian Data dan Informasi, Bagian Perencanaan dan Penganggaran, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, di ruang kerjanya, Jumat siang, 18 Juli 2014.
Data yang diambil dari Dapodik merupakan data awal. Data tersebut kemudian divalidasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi. Validasi diperlukan lantaran data siswa kelas IX, yang diambil dari data siswa kelas VIII, bisa berubah misalnya karena siswa keluar atau pindah sekolah.
Pemanfaatan Dapodik untuk pelaksanaan UN, tambah Supriyatno, akan meningkatkan kualitas data. Pemasukan data siswa oleh operator
sekolah ke aplikasi Dapodik tidak lagi main-main. “Karena datanya akan
dipakai di ijazah. Mereka pasti akan aware terhadap kebenaran data,”
jelasnya.
Selain itu, pemanfaatan Dapodik berpengaruh terhadap efisiensi anggaran. Sebab, penjaringan data, yang tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit, tak perlu lagi dilakukan. Data Dapodik menjadi single data setelah integrasi Dapodik dan UN.
Dapodik
juga akan dimanfaatkan sebagai data primer dalam rapor siswa. Hal ini
dimungkinkan lantaran pembaruan Dapodik dan penerbitan rapor siswa
sama-sama dilakukan per semester. Rapor siswa yang menggunakan Dapodik sendiri mulai diterapkan pada semester II.