Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Pagi
Mengawali berita pagi ini saya kembali akan memperbaharui berita terkini dan akan admin
bagikan kepada seluruh rekan-rekan pengunjung khususnya yang ada di
lingkup pendidikan di tanah air.
Berdasarkan hasil keputusan rapat yang
dipimpin langsung oleh Mendikbud Anies Baswedan guna membahas bentuk dan
model Ujian Nasional yang akan digelar april 2015 mendatang bahwa Ujian
Nasional hanya akan dijadikan sebagai pemetaan saja. Seperti apa berita
selengkapnya…? yuk disimak bapak dan ibu sekalian
Sebagaimana berita yang admin kutip dari
jpnn.com hari ini bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) kemarin (29/12) memanggil jajaran dinas pendidikan
provinsi.
Dalam pertemuan tertutup dibahas skema
penyiapan logistik ujian nasional (unas) 2015. Sedangkan soal kepastian
nama baru Unas 2015 diumumkan bulan depan.
Setelah memberi arahan, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, sampai
saat ini nama resminya masih Unas 2015. “Kita belum bicara nama baru.
Termasuk yang sudah ramai diberitakan (evaluasi nasional/enas, red),”
ujar Anies di kantor Kemendikbud kemarin.
Meskipun begitu Anies memastikan Unas 2015 bakal mengalami
modifikasi. Baik dari teknis pelaksanaan hingga konsep
penyelenggaraannya. “Jangan menyimpulkan dulu Unas 2015 sama dengan Unas
2014. Kita pastikan Unas 2015 fungsinya sebagai pemetaan,” katanya.
Pemetaan yang dimaksud itu meliputi kemampuan siswa, orangtua siswa,
sekolah, pemerintah kabupaten/kota, hingga pemerintah provinsi. “Beda
lainnya seperti apa” Kita selesaikan urusan logstik dulu,” tutur Anies.
Urusan logistik ini terkait dengan jumlah peserta Unas 2015. Dia
mengatakan data siswa peserta Unas 2015 yang dikumpulkan dalam data base
Dapodik (data pokok pendidikan) kondisinya bermasalah. Sehingga untuk
memastikan jumlah peserta definitif Unas 2015, harus diverifikasi ulang
oleh pemerintah kabupaten/kota.
Data jumlah peserta unas itu cukup penting. Diantaranya adalah untuk
penentuan kuota naskah ujian yang dicetak. Hingga kemarin Anies belum
bisa menuturkan volume dan anggaran proyek naskah Unas 2015. Rapat
antara Kemendikbud dengan jajaran pemerintah provinsi itu rencananya
berlangsung hingga hari ini.
Sementara itu Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Sulistyo menuturkan, konsep pelaksanaan unas harud dibenahi. Jika tidak,
besar potensinya para guru akan terjebak dan bertindak menyimpang.
Seperti mencari bocoran soal ujian dan
membantu siswa supaya lulus unas. “Guru nekat seperti itu karena
tuntutan dari masyarakat dan kepala sekolah,” tutur Sulistyo.
Dia menjelaskan tingkat kelulusan yang maksimal, akan menimbulkan
citra positif sekolah oleh masyarakat. Sedangkan kepala sekolah,
mendapat tekanan dari dinas pendidikan hingga bupati/wali kota, untuk
meningkatkan angka kelulusan di sekolah masing-masing.
“Jika untuk mengejar angka kelulusan tinggi
dengan cara benar, tidak masalah. Yang jadi persoalan jika cara yang
dipakai itu salah,” urai dia. Sulistyo sepakat jika fungsi unas
dikembalikan lagi ke pemetaan, bukan sebagai penentu kelulusan siswa.
(sumber : jpnn.com & herlinbima.com)
Sekian berita tentang Ujian Nasional yang dapat herlinbima.com bagikan, semoga bermanfaat
Majulah Pendidikan Indonesia